Sabtu, 10 September 2011

7 Tahun Kasus Aktivis Ham Munir Belum Terungkap


7 Tahun telah berlalu kasus terbunuhnya Aktivis Hak Asasi Manusia (HAM) “Munir” belum juga bisa terungkap.  Segala upaya telah dikerahkan oleh pembela Munir namun hingga saat ini pihak yang berwenang belum memberikan kepastian yang jelas akibat terbunuhnya Munir di Pesawat pada waktu itu. Banyak polemik kemudian bermunculan pasca aktivis tersebut terbunuh. Ada yang mengatakan bahwa Munir sengaja dibunuh oleh kelompok tertentu yang berlawanan kepentingan dengan Aktivis Ham tersebut. Ada yang mengatakan Munir meninggal di karenakan sakit yang dideritanya.

Memang sampai saat ini kasus terbunuhnya Munir belum juga mampu diungkap oleh pihak yang berwenang, lambanya penanganan kasus ini membuat para pendukung Munir geram hingga aksi tiap tahun pun harus dilakukan guna mengigatkan serta sebagai ungkapan kekecewaan terhadap lambannya Pemerintah dalam menangani kasus ini. Pihak keluargapun sangat menyayangkan kondisi tersebut, seyogianya Pihak berwenang mampu mengungkap dengan terang benderang kasus ini namun seolah-olah pemerintah berusaha untuk bungkam dan seolah menutup mata terhadap kasus yang menimpa Pejuang Kemanusiaan tersebut.

Kronologis singkat kematian Munir terjadi pada 7 tahun yang lalu tepatnya 7 September, ketika Munir ingin melakukan lawatan ke Negeri Kincir Angin “Belanda”. Munir menaiki salah satu Pesawat komersil milik Indonesia. Namun di  perjalanan menuju belanda Munir mengalami sakit sehingga menyebabkannya harus keluar masuk toilet. Pada saat itu awak dan bebarapa penumpang pesawat pun berusaha menolongnya hinggga akhirnya pejuang HAM tersebut harus kembali ke pangkuan Tuhannya. Berita meningalnya Munir mengagetkan Pihak keluarga dan banyak teman-teman seperjuangnnya. Seakan-akan tak percaya akan kepergiannya sang Pejuang HAM tersebut. Pasalnya kepergian Munir ke Belanda tidak Nampak ada sakit yang sementara di deritanya. Berangkat dari alas an tersebut maka kesimpulan sementara beberapa pihak, meninggalnya Munir ini merupakan skenario kelompok tertentu. Kondisi ini menjelaskan betapa buruknya wajah hukum yang ada di negeri kita. Sehingga untuk mencari kebenaran sejati bukanlah hal yang mudah, keadilan dan kebenaran hanya milik kelompok tertentu. Semoga kasus Munir ini memberikan kita pelajaran yang berarti.

Selamat jalan Munir, kini engkau telah tiada namun semagat perjuanganmu telah terpatri pada jiwa jiwa kemanusiaan demi keadilan dan kebenaran engkau korbankan dirimu semoga semangat mu  akan diteruskan oleh generasi muda Indonesia. Selamat jalan pejuang kemanusiaan semoga engkau bahagia berada di sisi-NYA.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar