Sabtu, 03 September 2011

Dokter ; Kerja Kemanusiaan atau Kapitalisme Kesehatan

Siapa yang tidak kenal dengan Dokter, Hampir Seluruh perjalanan hidup kita pernah berinteraksi dengannya bahkan sampai hari ini masih membutuhkan sosok dokter yang telah menolong kita di saat sakit. Profesi Dokter merupakan profesi yang sangat menjanjikan di karenakan profesi tersebut termasuk dalam bidang Kesehatan. Dan juga Profesi ini dapat meningkatkan drajat atau status sosial kita di tengah masyarakat, ini seperti demikian dikarenakan untuk menjadi seorang Dokter kita harus menghabiskan uang tidak sedikit bahkan bisa sampai ratusan juta Rupiah di bangku kuliah, mengingat kebutuhan buku dan praktek laboratorium inilah yang menyebabkan biaya perkuliahan bisa sampai mengahabiskan begitu banyak dana.

Tapi sangat di sayangkan apabila profesi kemanusiaan ini telah mengalami distorsi makna yang sebenarnya, seyogianya Dokter adalah penolong manusia di saat sakit, tapi kini sebagian telah menyimpang dari hakikat sebenarnya seorang dokter. Kecendrungan hari ini selain ingin meningkatkan derajat sosialnya di mata masyarakat, Sebagian Dokter pun kini berharap dari profesinya tersebut bisa mendapatkan keuntungan Financial yang menjanjikan, jadi tidak jarang seorang Dokter malah berharap pasien tiap harinya bertambah banyak, sehingga keuntungan tiap harinya bisa terakumulasi secara maksimal. Tentu kondisi demikian dapat merugikan masyarakat, apalagi dokter praktek swasta telah menjamur hampir di seluruh pelosok daerah. Kita memahami bahwa tarif Dokter swasta jauh lebih besar di bandingkan dengan Dokter Negeri. Cuma kecendrungan pelayanan dan fasilitas dari keduanya berbeda.

Saya pernah mengalami kondisi seperti demikian waktu itu saya mengantar istri saya ke salah satu Puskesmas yang ada di Jakarta Selatan. Waktu itu, istri saya mengalami radang telinga dan saya mengantarnya ke salah satu dokter spesialis di puskesmas tersebut, Cuma yang sangat di sayangkan adalah ketika istri saya menegur dokternya saat pemeriksaan (namanya orang sakit pasti bayak mengeluh), malah membuat Dokter tersebut tersinggung dan mengeluarkan kata-kata yang tidak nyaman untuk di dengar “,bayar lima ribu ajah kok banyak nuntut’,. Ini lah kondisi yang mungkin saja akan merugikan masyarakat umum, semoga hanya saya saja dan istri megalaminya bukan kepada orang lain. Lagi-lagi ini mempelihatkan bahwa Institusi kesehatan telah memberikan pelayanan buruk bagi masyarakat, dan ini akan mencitrakan betapa buruknya institusi kita, hanya dikarenakan persoalan financial. Maaf jika tulisan ini telah menyinggung anda atau keluarga anda yang berprofesi sebagai dokter. Saya bukan berarti ingin mengeneralkan bahwa semua dokter seperti demikian melainkan hanya segelitir person saja. Semoga kita semua bisa menyadari bahwa sebaiknya pelayanan dan biaya kesehatan bisa di sesuiakan dengan kondisi orang yang berobat. Memang pemerintah telah mengalokasikan subsidi dana untuk kesehatan cuma disayangkan ini tidak di rasakan betul oleh rakyat kecil. Hanya segelintir orang saja yang merasakan. Dan satu hal yang menarik dan menguntungkan masyarakat yakni adanya Asuransi Kesehatan bagi semua kalangan biasa kita kenal dengan istilah ASKES, mungkin banyak Pegawai Negeri atau swasta yang menjadi bagian dari ASKES ini, semoga bagi mayarakat umum pun bisa menikmati Layanan ini, dikarenakan ini dapat membantu anda dari sisi financial, tentunya dengan syarat-syarat tertentu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar