Jumat, 02 September 2011

Kontroversi Penentuan Hari Raya Idul Fitri

Berpuasa sebulan penuh merupakan kewajiban bagi seluruh Umat muslim untuk di jalankan di Bulan Ramadhan. Bukan hanya rutinitas tahunan yang tidak memiliki makna Ritual melainkan memiliki makna yang sangat hakiki dalam perjalanan hidup manusia baik di dunia maupun di akhirat. Berpuasa di bulan Ramadhan adalah sebuah kebanggaan bagi ummat muslim jika di jalankan dengan penuh rasa khidmat. Sebulan lamanya menahan nafsu, haus dan lapar merupakan bagian terpenting dalam proses ibadah tersebut, sampai pada hari kemenangan tentunya kebahagiaan akan menyelimuti proses Ibadah tersebut, Cuma ironisnya pada hari kemenangan (Idul Fitri) kadang terjadi perbedaan dalam penentuan hari raya Idul Fitri di kalangan Ummat Islam yang bertepatan pada tanggal 1 Syawal dalam penanggalan Islam. 

Sebut saja Muhammadiyah dan Nahdatul Ulama yang merupakan ormas Islam di Indonesia, beberapa hari lalu merayakan hari raya fitri yang berbeda, Muhammadiyah lebih dulu di banding Nahdatul Ulama. Memang sepuluh tahun terakhir ini di Indonesia khususnya terjadi tiga kali hari raya lebaran yang tidak serentak dilakukan yakni pada tahun 2002, 2006 dan 2007, dan kembali tahun ini 2011 Masehi/1432 Hijriah ummat Islam yang ada di Indonesia melakukan lebaran tidak serentak ini disebabkan adanya perbedaan terhadap penentuan Hilal atau Bulan Baru (1 Syawal), walaupun tinjauan Ilmu astronomi telah memutuskan bahwa bulan baru telah muncul sebesar 2 derajat, namun bagi Ulama NU keputusan tersebut sangat lemah dan tidak mendasar terhadap hadits Rasulullah SAW. Perbedaan ini semoga bisa disikapi secara positif bagi seluruh Ummat muslim yang ada di Indonesia, tidak dijadikan sebagai sumber perpecahan. Melainkan di jadikan sebagai perekat di Internal Umat Muslim Indonesia, yang mesti diketahui adalah perbedaan pada dasarnya rahmat yang telah di berikan oleh Allah SWT. Semoga bisa menjadi renungan kita semua.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar